那不勒斯足球俱乐部

settings icon
share icon
Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan kepositifan yang beracun (toxic positivity)?

Jawaban


Kepositifan yang beracun (toxic positivity) adalah desakan yang tidak sehat untuk melihat kehidupan dari perspektif positif, terlepas dari keadaan atau emosi yang dialami seseorang. Kepositifan yang beracun lebih dari sekadar optimisme dan "berpikir positif"; hal ini menciptakan sebuah fasad keceriaan dan menyangkal semua emosi negatif. Hal ini mengarah pada proyeksi harapan dan kecerahan yang salah.

Penelitian dan pengalaman hidup memberi tahu kita bahwa sikap positif bermanfaat secara mental, fisik, dan emosional, tetapi dorongan untuk selalu "melihat sisi baiknya" justru berbahaya. Sikap kepositifan yang beracun dengan sengaja mengabaikan kenyataan dari situasi yang buruk dan tidak membiarkan emosi seseorang yang sebenarnya diproses dengan cara yang sehat. Ketika emosi dipendam, emosi akan menjadi lebih besar, bukan lebih kecil.

Kepositifan yang beracun dapat muncul dalam perkataan basi seperti, "Bisa saja lebih buruk," "Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan," atau "Bergembiralah." Hal ini dapat menyebabkan kita menghindari berbagi rasa sakit dengan orang lain atau bahkan merasa malu karena merasa sedih atau marah. Kepositifan yang beracun menolak untuk menghadapi situasi dengan jujur dan dapat membuat kita meminimalkan saat melihat rasa sakit orang lain.

Alkitab mengajarkan bahwa tidak semua hal yang terjadi itu baik. Khususnya dalam kitab Mazmur, kitab ini juga menunjukkan kepada kita bahwa manusia merasakan berbagai macam emosi. Pencipta kita sendiri memiliki emosi. Tuhan mengenal kasih, sukacita, kemarahan, belas kasihan, dan kesedihan (Yeremia 31:3; Lukas 10:21; Matius 21:12; Keluaran 33:19; Yohanes 11:35). Tuhan sendiri tidak menganut paham bahwa sikap positif yang terus-menerus dan dipaksakan adalah sehat atau normal.

Kita juga melihat dalam Alkitab bahwa Tuhan tidak mengutuk emosi yang lebih keras seperti kemarahan, kesedihan, atau kesedihan. Emosi ini adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan jika ditangani dengan benar, tidak ada yang berdosa. Tuhan memanggil kita untuk berduka karena dosa (Matius 5:4), menangisi ketidaktaatan (2 Korintus 7:10), takut akan keterpisahan yang kekal dengan Tuhan (Matius 10:28), dan marah terhadap hal-hal seperti ketidakadilan (Yesaya 1:17). Daripada meredam emosi negatif, kita harus "menangislah dengan orang yang menangis" (Roma 12:15).

Sangatlah penting bagi orang Kristen untuk memandang dosa dengan serius dan berduka karenanya (Matius 9:47). Tidak ada hal positif yang dapat menghapus dosa dari diri kita atau orang lain. Pertobatan membutuhkan hati yang hancur karena keberdosaannya sendiri (2 Korintus 7:10). Kita tidak boleh membiarkan seseorang mengurangi rasa hancur hati kita atas dosa-dosa kita.

Mazmur adalah pelajaran yang baik dalam hal emosi dan kebenaran. Berbagai pemazmur menceritakan ketidakadilan, keadaan yang sulit, atau masa lalu yang sulit, dan mereka mengungkapkan kata-kata jujur tentang kesedihan dan kebutuhan; kemudian mereka beralih ke kata-kata pujian untuk Tuhan dan siapa Dia (misalnya, Mazmur 51, 54, 55, 56). Sebaliknya, kepositifan yang beracun berusaha untuk menghindari proses tersebut, langsung menuju ke "pujian", melewatkan kejujuran dalam menghadapi tragedi kehidupan. Masalahnya adalah "penyembahan" yang didasarkan pada optimisme yang salah akan menjadi tidak otentik (lihat Yohanes 4:24).

Kepositifan yang beracun menyangkal kenyataan dari situasi seseorang, merangkul ketidakjujuran, dan menekan emosi alamiah yang Tuhan sendiri alami dan yang Dia ciptakan untuk kita alami juga. Perspektif kita, meskipun penuh pengharapan, harus didasari oleh kebenaran Alkitab dan didasarkan pada kenyataan.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apa yang dimaksud dengan kepositifan yang beracun (toxic positivity)?
Bagikan halaman ini: Email icon
© Copyright 那不勒斯足球俱乐部